Penis

BOSHEPOKER

Hilangnya Keperjakaanku Di Tangan Siska

CeritaCerita69.Namaku Rahmat, Aku seorang remaja abg biasa berumur 18 tahun. Gayaku yang biasa saja bahkan bisa di bilang URAKAN ini jika dipandang cewek/wanita mungkin tidak menarik perhatian.

Hilangnya Keperjakaanku Di Tangan Siska

Aku mempunyai seorang teman dekat sebut saja Deni. Dia merupakan teman dekat bahkan bisa dibilang seorang sahabat karib sejak kecil. Aku sering main ke rumah Deni. Keluarganya yang baik dan ramah membuatku betah jika aku berada di rumahnya. Ibu nya Deni sebut saja Siska berumur kira kira 38 Tahun. Orangnya sangat baik terhadap anak nya bahkan diriku ini sangat dimanja ketika aku bermain di rumah Deni, sedangkan ayahnya Deni berprofesi sebagai buruh pabrik.

Suatu Saat aku pernah ditawari temanku Deni untuk tidur di rumahnya, Pas banget waktu itu ada acara bola dan yang bermain adalah klub sepakbola kesukaanku dan Deni tentunya. Akhirnya akupun setuju saja ketika di suruh untuk tidur di rumah Deni, karena di saat bersamaan ayah Deni ditugaskan keluar kota.


Akhirnya tiba lah hari itu, aku sudah bersiap dengan “dandan’an”yang rapih (maklum ini kan mau tidur di rumah teman, sopan donk hehe).Namun aku tidak langsung ke rumah Deni, melainkan aku ingin mencari angin segar dan lagipula acara Sepakbola itu mulai dini hari.

Pukul 7 malam aku sudah bersiap menanti temanku Deni untuk sekedar mencari angin dan kami pun memutuskan untuk pergi ke angkringan. disitu kami pun ngopi ngopi sambil menikmati gorengan yang ada. Setelah itu kami pun memutuskan untuk langsung pergi ke rumah Deni karena ibu nya sudah berulang kali Telpon dan sms kalau hari sudah larut malam, memang tak terasa kami nongkrong sudah 4 jam lamanya (pukul 11 malam).

Sesampainya di rumah Deni kami pun langsung di sambut oleh Siska.

Siska : “kemana saja kamu, jam segini baru pulang, mamah di rumah sendirian sayang, tak ada laki laki di rumah ini, jadi maaf saja kalau mamah Was Was”

Deni : “Maaf mah, aku habis nongkrong bareng Rahmat di angkringan”

Siska : “oh”

Aku : “maaf bu, ini semua aku yang mengatur (dengan kepala tertunduk hehe)”

Siska : “Gpp sayang (sejak kecil memang dia memanggilku dengan kata sayang), lain kali kalau mau pergi lama bilang ibu dulu ya” Aku pun hanya mengangguk dengan sedikit senyuman. Saat itu Bu Meri hanya menggunakan kaos ketat berwarna putih dan celana pendek (kira kira sepaha). Sengaja kucuri curi perhatian ke arah Payudara Bu Meri yang pada saat itu mengenakan BH berwarna hitam. ”Wah kenapa dengan ku, kok rasanya ada yang beda dengan bu Meri” gumamku dalam hati.


Akhirnya kami masuk rumah, sembari kami menunggu acara bola, Deni pun memutuskan untuk tidur dulu dan minta di bangunkan oleh aku. Tiba Tiba saja aku mendadak ingin kencing, lalu kuputuskan untuk pergi ke kamar mandi, Saat itu keadaan rumah gelap karena sudah biasanya orang rumah ini tidur dengan keadaan gelap. Aku pun hanya menggunakan Senter dari HP. Aku pun tiba di depan WC, namun keadaan WC terkunci. Akhir nya aku pun mengetuk pintu WC itu dan sedikit bertanya apakah ada orang, dan ternyata Siska sedang buang air kecil. Aku pun terpaksa menunggu, namun aku sudah sangat tidak tahan, kemudian aku pun bertanya kepada Siska.

Aku : “bu bisa cepetan dikit ga, Rahmat udh g tahan nih”

Siska : “oh iya iya”

dan akhirnya Siska keluar dari WC. Aku pun lega.

Setelah kencing, niatku hanya langsung menuju kamar Deni, namun tanpa kusangka ternyata Siska belum beranjak dari depan pintu WC.

Aku: “lho, ibu kok belum masuk”

Siska : “nunggu kamu, ibu takut”

Aku : “loh bukan nya tadi ibu berani sendirian ke WC (terheran heran).

Siska : “gpp kok, ibu cuma ingin masuk bersama mu saja Mat (dengan sedikit senyuman)”.

Ohhh tidak, Penisku menjadi tegang gara gara melihat Buah Dada Siska yang lumayan besar yang tertutupi BH hitamnya. Aku pun menjadi pucat karena Malu kalau ketahuan Penisku ini sudah Ngaceng berat.

Siska : “ayo masuk”

Aku : “i..iii ya, dengan perlahan lahan aku berjalan”

Siska : “kamu kenapa Mat (tanya Siska)”

Aku : “ehh Anu bu, Gpp kok”

Siska pun cuek saja.

Sesampai nya di depan kamar Siska. (kamar Deni berada di depan, sedangkan kamar Orang tuanya berada di Tengah).

Siska : “kamu mau ga temenin ibu tidur?”

Aku pun sangat terkejut.

Aku : “hah, apaan bu ga denger aku nya (pura pura bego)”

Siska : “Kamu mau ga temenin Ibu Tidur, ibu takut sendirian sayang (dengan sedikit senyuman)”

Aku : “ehhmm tapi Bu .. Deni gimana nanti..”

Siska : “sudah ayo masuk saja tidak apa apa (sambil menarik kaos ku).

Aku sedikit gemetaran, apakah maksud Siska ini, dan aku pun pasrah karena tidak mungkin aku menolak nya (tdk enak gan).

Malam itu terasa sangat panas, akhirnya aku meminta izin untuk membuka jendela ventilasi rumah

Aku : “Siska ini Ventilasi nya di buka sedikit ya, Gerah banget”

Bu Meri : “oh ya sudah buka saja, senyaman mungkin lah kamu di rumah ini Mat, mumpung suami ku tidak berada di rumah”

Aku :”hehehe iya bu (sedikit senyuman)”.

Waktu sudah menunjukan pukul 1 malam dan sampai saat itu pun aku belum bisa tidur, dan aku juga memikirkan Deni yang ingin dibangunkan nanti jika acara bola nya sudah mulai.

Kamar bu Siska lumayan Besar, Rapih dan Bagus. Siska tidak menyarankan aku untuk menyalakan AC dan Kipas angin (aku pun hanya mengikuti saja).

Post a Comment

0 Comments