Aku punya sahabat namanya Grace kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar anaknya, orang tuanya dan lain sebagainya.Pada hari sabtu pagi Grace menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya dia
membawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku.Katanya Anaknya yang bernama Karno akan menggantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar,Ah terimakasih Grace sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makanan
magelang, Aku pun tidak keluar menunggu kedatangan Karno kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak pernah melihat Karno.Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua orang
anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Karno datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak
Grace. Aku buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Karno naik ke teras rumah“Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Mely. Kenalin ini Dedi teman saya, Tante”. Karno
menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Aku sambut gembira mereka.Oleh-oleh Grace dan langsung Aku simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Aku terpesona saat melihat
anak Grace yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy
sungguh keren anak sahabatku ini.Demikian pula si Dedi temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan
simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi
subur. Mereka Aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.Kuperhatikan mata si Dedi agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti
apapun yang sedang Aku lakukan, saat Aku jalan, saat Aku ngomong, saat Aku mengambil sesuatu.Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tua macam Aku ini,
tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah
seksual. Dan si Karno sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung,
nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Aku senang dengan mereka berdua. Dan
tiba-tiba Aku merasa berlaku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak
pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal.
Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadirMungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Dedi yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk
mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh gairah yang selalu mendebarkan
jantung dan hatiku.Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku
ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap
kemerahan menahan gejolak gairah mengingat masa laluku itu.“Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar
Karno. Dan kulihat mata Dedi terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus
ini.Dan Aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Dedi dan Karno ini demen menikmati penampilanku.
Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 36 Aku tetap “fresh” dan “good looking”. Aku memang suka
merawat tubuhku sejak muda. Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau Aku jalan sama anak-anak muda ini,
suamiku, banyak yang mengira Aku anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan
istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Aku tersipu walaupun dipenuhi
rasa bangga dalam hatiku.Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Aku ada ide untuk
menahan kedua anak ini.“Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara Aku masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si om. Kamu
bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, Aku tawarkan
makan siang pada mereka.Tanpa konsultasi dengan temannya si Dedi langsung iya saja. Aku tahu mata Dedi ingin menikmati
sensual tubuhku lebih lama lagi.Si Karno ngikut saja apa kata Dedi. Sementara mereka buka komputer Aku ke dapur mempersiapkan
masakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Dedi sudah berada di belakangku. Dia
menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Karno, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.“Apanya yang jauh?, Aku tahu maksud pertanyaan Dedi.“Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.“Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Ded”.“Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Karno”, lanjutnya sambil melototi pahaku.“Tante hobbynya apa?”.“Berenang di laut, skin care dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.“Ooo, pantesan”.“Apa yang pantesan?”, sergapku.“Pantesan body Tante masih mulus banget”.Kurang asem Dedi ini, tanpa kusadari dia menggiring Aku untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-
kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Aku tak akan pernah menyesal akan giringan
Dedi ini.
BACA JUGA ARTIKEL ARTIKEL DIBAWAH INI !!!
ARTIKEL WEBSITE :
https://sites.google.com/view/lolipoker/home
ARTIKEL IDPRO :
https://sites.google.com/view/idpro-lolipoker/home
ARTIKEL KEMENANGAN :
https://sites.google.com/view/tips-kemenangan-judionline/home
0 Comments