Aku tak pernah terpikir kalau temanku Anna memiliki suatu rahasia yang suaminya sendiri pun tak pernah tahu. Suatu ketik � kuingat waktu itu hari kamis � aku ikut pulang di mobil mereka, kudengar Anna berkata pada suaminya,
�Pa, lusa aku ulang tahun yang ke-28, kan? Aku akan minta hadiah istimewa darimu. Boleh kan?�
Sambil menyetir, suaminya menjawab, �Ok, hadiah apa rupanya yang kau minta, sayang?�
Suaminya bergumam, �Beginilah istriku. Kalau ada maunya, harus dituruti. Kalau tidak kesampaian, bisa pecah perang Irak.� Kemudian tak berapa lama, ia melanjutkan, �Gimana Gus, waktu SMU dulu, apa gitu juga gayanya?�
Kujawab, �Yah, begitulah dia. Waktu jadi aku ketua dan dia sekretaris OSIS, dia terus yang berkuasa, walaupun program kerja aku yang nyusun.�
SITUS POKER ONLINE 24 JAM - POKER ONLINE PULSA TELKOMSEL - POKER ONLINE PULSA XL - SITUS POKER ID PRO - SITUS POKER 24 JAM
�Idiiiih, jahat lu Gus, buka kartu!� teriak Anna sambil mencubit lenganku pelan.Suaminya dan aku tertawa. Sambil kuraba bekas cubitannya yang agak pedas, tetapi memiliki nuansa romantis, kubayangkan betapa bahagianya suaminya beristrikan Anna yang cantik, pintar dan pandai bergaul.
Aku kemudian turun di jalan depan kompleks perumahan mereka dan melanjutkan naik angkot ke arah rumahku yang letaknya tinggal 3 km lagi.
Aku sudah lupa akan percakapan di mobil mereka itu, ketika malam minggu, aku cuma duduk-duduk di rumah sambil menonton acara televisi yang tidak menarik, tiba-tiba kudengar dering telepon.
�Gus, kau ada acara? Anna dan aku sedang merayakan ulang tahunnya. Datanglah ke rumah kami. Dia sudah marah-marah, sebab baru tadi aku bilang mau undang kau makan bersama kami. Ok, jangan lama-lama ya?� suara Dicky, suami Anna terdengar.
�Wah, kebetulan Mas, aku sedang bete nich di rumah. Aku datang sekitar 20 menit lagi ya?� jawabku.
�Baiklah, kami tunggu,� katanya sambil meletakkan gagang telepon.
Aku bersiap-siap mengenakan baju hem yang agak pantas, kupikir tak enak juga hanya pakai kaos. Sepeda motor kukeluarkan dan segera menuju rumah Dicky dan Anna.
Setibanya di sana, kuketuk pintu. Anna membuka pintu. Kulihat gaunnya begitu indah membalut tubuhnya. Potongan gaunnya di bagian dada agak rendah, sehingga menampakkan belahan payudaranya yang sejak SMU dulu kukagumi, sebab pernah kulihat keindahannya tanpa sengaja waktu ia berganti baju saat olah raga dulu. Kusalami dia sambil berkata, �Selamat ulang tahun, ya An! Panjang umur, murah rejeki, cepat dapat momongan, rukun terus dalam rumah tangga�
Tanpa kuduga, tanganku disambut dengan hangatnya sambil diberikannya pipinya mencium pipiku. Yang lebih tak terduga, pinggiran bibirnya � entah disengaja atau tidak � menyentuh tepi bibirku juga. �Trims ya Gus,� katanya. Aku masuk dan mendapati Dicky sedang duduk di ruang tamu sambil menonton televisi.
Dicky dan Anna mengajakku makan malam bersama. Cukup mewah makan malam tersebut, sebab kulihat makanan restoran yang dipesan mereka. Ditambah makanan penutup berupa puding dan beragam buah-buahan membuatku amat kenyang. Usai makan buah-buahan, Dicky ke ruang bar mini dekat kamar tidur mereka dan mengambil sebotol champagne. �Wah, apa lagi nich?� tanyaku dalam hati.
�Ayo Gus, kita bersulang demi Anna yang kita cintai,� kata suaminya, sambil memberikan gelas kepadaku dan menuangkan minuman keras tersebut. Kami bertiga minum sambil bercerita dan tertawa. Usai makan, kami berdua kembali ke ruang tamu, sedangkan Anna membereskan meja makan.
Dicky dan aku asyik menonton acara televisi, ketika kulihat dengan ekor mataku, Anna mendatangi kami berdua. �Mas, ganti acaranya dong, aku mau nonton film aja! Bosen acara TV gitu-gitu terus,� rajuknya kepada suaminya.
Dicky menuju bufet tempat kepingan audio video dan sambil berkata padaku, ia mengganti acara televisi dengan film, �Nah, gitulah istriku tersayang, Gus. Kalau lagi ada maunya, jangan sampai tidak dituruti.�
Kami tertawa sambil duduk bertiga. Aku agak kaget waktu menyaksikan, ternyata film yang diputar Dicky adalah film dewasa alias blue film. �Pernah nonton film begini, Gus? Jangan bohong, pria seperti kita jaman SMP saja sudah baca Playboy dulu, bukan?�
�He .. he .. he .. nonton sich jangan ditanya lagi, Mas. Udah sering. Prakteknya yang belum,� tukasku sambil meringis. Agak risih juga nonton bertiga Anna dan suaminya, sebab biasanya aku nonton sendirian atau bersama-sama teman pria.
�Anna kemarin minta kita nonton BF bertiga. Katanya demi persahabatan,� ujar suaminya.
�Ya Gus, bosen sich, cuma nonton berdua. Sekali-sekali variasi, boleh kan?� kata Anna menyambung ucapan suaminya dan duduk semakin rapat ke suaminya.
0 Comments